Perubahan Jadwal Operasional MRT Jakarta Per 7 Januari 2022
PT MRT Jakarta (Perseroda) memberlakukan jadwal operasi pukul 05.00—21.30 WIB setiap hari berlaku Senin—Jumat dengan selang waktu keberangkatan kereta setiap 5 menit pada jam sibuk, yaitu 7.00—9.00 WIB dan 17.00—19.00 WIB, dan setiap 10 menit di luar itu. Sedangkan pada akhir pekan, MRT Jakarta beroperasi mulai pukul 6.00—21.30 WIB dengan selang waktu keberangkatan antarkereta setiap 10 menit. Perubahan jadwal tersebut mulai berlaku pada Jumat (7-1-2022). PT MRT Jakarta (Perseroda) juga membatasi kapasitas keterangkutan per kereta (cars) 65 orang per kereta (gerbong/cars). Penyesuaian jadwal operasi ini merupakan tindak lanjut dari Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 2 di DKI Jakarta yang ditetapkan pemerintah dalam Keputusan Kepala Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta Nomor 003 Tahun 2022.
Selama berada di dalam area stasiun dan kereta, pengguna jasa wajib mengikuti aturan yang berlaku, termasuk penerapan protokol kesehatan yang terkait dengan pencegahan penyebaran virus COVID-19, seperti memakai masker, menjaga jarak, dan senantiasa menjaga kebersihan tangan dengan mencuci menggunakan sabun. Pengguna jasa juga diminta untuk melakukan pemindaian kode QR melalui aplikasi PeduliLindungi sebelum memasuki area stasiun dan tidak berbicara baik satu maupun dua arah selama berada di dalam kereta. PT MRT Jakarta (Perseroda) secara konsisten menerapkan protokol kesehatan terkait pencegahan penyebaran COVID-19 dengan ketat di setiap area stasiun dan kereta. Setiap pengguna jasa dapat mengunduh panduan Protokol BANGKIT di situs web www.jakartamrt.co.id sebelum menggunakan layanan MRT Jakarta.
Sepanjang 2021 lalu, tercatat lebih dari 7,1 orang menggunakan layanan MRT Jakarta. Jumlah tersebut menunjukkan rata-rata 19,6 ribu orang naik ratangga. Pada 2022 mendatang, PT MRT Jakarta (Perseroda) menargetkan 14,6 juta orang menggunakan MRT Jakarta dengan penumpang harian mencapai 40 ribu per hari pada akhir tahun. PT MRT Jakarta (Perseroda) berharap agar tidak terjadi lagi gelombang ketiga pandemi COVID-19 dan pemerintah semakin mendorong kebijakan penggunaan transportasi publik dan fasilitas pendukungnya.