Skip to main content

PT MRT Jakarta (Perseroda) Selenggarakan Diskusi Desain Stasiun yang Inklusif

Image
FGD
Peserta mendiskusikan penempatan huruf braille di stasiun. Foto oleh PT MRT Jakarta (Perseroda).

Sarana dan prasarana MRT Jakarta didesain secara universal dan inklusif. Hal tersebut dilakukan agar setiap orang dapat mengaksesnya dengan aman dan nyaman. Proses perencanaan desain MRT Jakarta telah dilakukan sejak tahap inisiasi proyek meliputi regulasi terkait; verifikasi desain oleh tim profesi ahli; hingga pengujian kelayakan sarana dan prasarana saat pembangunan.

Oleh karena itu, untuk mendapatkan masukan dari kelompok prioritas serta menjembatani berbagai pihak terkait, PT MRT Jakarta (Perseroda) menyelenggarakan diskusi grup terarah (focus group discussion) dengan tema Inclusive and Accessible Design for Disabled and Prioritized Community di Ruang CABIN, Gedung JB Tower, Jakarta Pusat pada Kamis (4-7-2024). Diskusi tersebut dihadiri setidaknya 30-an peserta yang terdiri berbagai komunitas, organisasi sipil, lembaga nonpemerintah, dan instansi pemerintah terkait. Materi utama dalam diskusi ini meliputi desain stasiun, komponen fasilitas atau fitur desain, serta perjalanan penumpang dari luar stasiun hingga masuk kereta

Dalam sambutannya, Direktur Operasi dan Pemeliharaan PT MRT Jakarta (Perseroda) Mega Tarigan menyambut baik inisiatif ini. “Komitmen PT MRT Jakarta (Perseroda), sebagai operator MRT Jakarta, sangat besar terhadap hadirnya layanan transportasi publik dengan pendekatan inklusif di Jakarta. Oleh karena itu, bagi MRT Jakarta, keterlibatan berbagai komunitas sangat penting,” ujarnya. “Semoga diskusi ini menghasilkan masukan bagi kami agar bisa terus memberikan pelayanan yang prima,” tuturnya. Mega juga menambahkan bahwa selain saat tahap pembangunan, diskusi semacam ini juga secara rutin diselenggarakan saat fase operasional dimulai.

Image
FGD
Dafi dari Gerkatin saat menyampaikan usulannya. Foto oleh PT MRT Jakarta (Perseroda). 

Salah satu peserta diskusi dari Gerakan Aksesibilitas untuk Nusantara (GAUN) Ariani Soekanwo menyampaikan apresiasinya atas kegiatan ini. “Hingga saat ini, MRT Jakarta merupakan operator transportasi publik yang sangat sensitif terhadap kebutuhan penyandangan disabilitas dan pengguna prioritas. Semoga bisa mencari percontohan di Indonesia,” ujarnya.

Hal senada disampaikan oleh peserta dari Gerakan untuk Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia (GERKATIN) Dafi Muchlisin. “Terima kasih banyak atas undangan kepada Gerkatin dan Pusat Bahasa Isyarat Indonesia (PUSBISINDO). Banyak teman tuli cerita terkait kondisi saat naik MRT Jakarta. Hampir tidak ada hambatan,” ujar Dafi melalui penerjemah bahasa isyarat. Meski demikian, ia berharap agar lebih banyak lagi rambu (signage) di stasiun-stasiun MRT Jakarta. Dafi juga menyarankan agar petugas di stasiun dapat belajar Bahasa isyarakat sederhana.

Image
FGD
Salah satu insinyur PT MRT Jakarta (Perseroda), Putri, menyampaikan rencana desain stasiun MRT Jakarta. Foto oleh PT MRT Jakarta (Perseroda).

Sejauh ini, MRT Jakarta menyediakan sejumlah fasilitas khusus bagi penyandang disabilitas seperti pintu penumpang (passenger gate) lebar sekitar 90 cm untuk pengguna kursi roda, elevator, blok taktil/ubin pemandu, toilet disabilitas, layar informasi (passenger information display system), huruf braille, area kursi roda di kereta nomor 3 dan 4 di setiap rangkaian, kursi prioritas di setiap kereta, suara pengumuman, sandai (ramp), lampur kereta, dan digital intelligent assistant (DINA). MRT Jakarta terus mendorong peningkatan fitur dan fasilitas inklusif bagi setiap masyarakat. Dan, tidak terlewatkan, peningkatan kapasitas sumber daya manusia, mulai dari tingkat manajemen hingga petugas di stasiun dan kereta.