Direktur Operasi dan Pemeliharaan Pastikan Kesiapan Stasiun Hadapi Cuaca Ekstrem
Pada Minggu (21-2-2021) lalu, Direktur Operasi dan Pemeliharaan PT MRT Jakarta (Perseroda) Muhammad Effendi didampingi sejumlah kepala divisi dan departemen Direktorat Operasi dan Pemeliharaan PT MRT Jakarta (Perseroda) melakukan inspeksi kesiapan stasiun bawah tanah menghadapi cuaca ekstrem. Kunjungan ini bertujuan untuk memastikan kesiapan baik infrastruktur maupun personel di setiap stasiun dalam menghadapi dampak dari cuaca ekstrem akhir-akhir ini. Inspeksi dimulai dari Stasiun Bundaran HI hingga Stasiun Senayan.
“Kegiatan siang ini sebenarnya untuk memastikan kesiapan MRT Jakarta, terutama stasiun, dalam menghadapi cuaca esktrem. Seperti tadi kita sudah lihat dan uji bersama, pompa air yang ada di dalam stasiun bekerja dengan baik,” jelas Effendi. “ Di area pintu masuk (entrance) stasiun juga tim kita bekerja dengan baik membuat limpasan air yang ada akibat hujan deras dan posisi entrance yang lebih rendah dari jalan,” tambah ia.
Bahkan, lanjut Effendi, tim MRT Jakarta telah membuat beberapa saluran water trap atau drainase untuk mengalirkan limpasan air dari gedung atau jalan raya ke drainase kota. “Kami juga menggunakan pompa air khusus jenis submersible pump yang kami pasang di dalam stasiun dan di area entrance khususnya di Stasiun Setiabudi Astra dan Istora Mandiri karena beberapa letak pintu masuknya yang lebih rendah dari jalan,” jelas ia sembari menunjukkan pompa yang dimaksud. Pompa ini akan mengalirkan air genangan di sekitar entrance ke drainase kota. Lebih jauh lagi, di area pedestrian Stasiun Setiabudi Astra dengan potensi genangan, telah disiapkan tujuh titik sumur resapan.
Pembangunan MRT Jakarta telah memasukkan mitigasi bencana seperti banjir sejak dalam tahap perencanaan. PT MRT Jakarta (Perseroda) menggunakan data analisis banjir dan laporan hidrologi hingga 200 tahun ke belakang saat melakukan desain. Selain itu, posisi pintu masuk (entrance) stasiun bawah tanah berada di ketinggian sampai dengan 1,5 meter dari permukaan tanah berdasarkan data banjir di Jakarta. Setiap stasiun bawah tanah juga telah dilengkapi dengan pompa air. Sejumlah sensor level air juga ditempatkan di Kali Krukut dan terhubungkan dengan Pusat Kendali Operasi (OCC).
Selain kesiapan peralatan dan infrastruktur, setiap personel MRT Jakarta terkait seperti di stasiun telah mendapatkan pelatihan dan melaksanakan simulasi rutin terkait evakuasi bencana, termasuk banjir, terutama saat kejadian bencana terjadi pada jam operasional MRT Jakarta.
Penulis: Nasrullah