Tingkatkan Keandalan Operasional, PT MRT Jakarta Latih Sembilan Calon Masinis
Waktu menunjukkan sekitar pukul 12.45 WIB saat ratangga dari arah Stasiun Bundaran HI tiba di Stasiun Lebak Bulus Grab. Zhafran Nabil (24) telah berdiri tegap tepat di pintu tepi peron (platform screen doors). Saat kereta tiba dan pintu terbuka, ia lalu masuk ke kereta lalu menyapa masinis dan melakukan proses handover tugas. Dengan tenang, ia lalu duduk di kursi masinis, memeriksa berbagai lampu indikator tombol di dashboard kabin lalu berkoordinasi dengan petugas di Pusat Kendali Operasi (operation control center). Tidak lama, ia melaju bersama ratangga menuju area langsir yang berada di ujung selatan stasiun sebelum kembali masuk ke stasiun Lebak Bulus Grab dan bertugas membawa pengguna jasa hingga Stasiun Bundaran HI.
Zhafran dan delapan orang rekan lainnya merupakan calon masinis PT MRT Jakarta (Perseroda) yang sedang menjalani masa pelatihan. Sejak Juni 2022 lalu, ia memulai pendidikannya dengan mengikuti kelas di dalam ruangan belajar teori. Siang itu, kali kedua ia membawa ratangga di jalur utama bersama dengan satu orang instruktur. Sebelum ia diperbolehkan di jalur utama saat waktu operasional, Zhafran dan rekan-rekannya telah melakukan praktik di area depo dan jalur utama (main lane) saat window time atau setelah waktu operasional berakhir.
“Saya tertarik menjadi masinis karena bagi saya masinis itu merupakan posisi strategis. Ia harus memahami dengan baik berbagai hal terkait operasional seperti bagaimana sistem persinyalan dan telekomunikasi, troubleshooting ratangga, tentang kelistrikan daya (power), hingga pemeliharaan kereta. Sangat lengkap,” cerita lulusan S1 Teknik Elektro Institut Teknologi PLN, Jakarta tersebut. “Selain itu, saya memang tertarik bekerja di MRT Jakarta karena saat ini, MRT Jakarta merupakan moda transportasi paling modern. Istilahnya paling ngehype,” ungkapnya lalu tersenyum.
Di dalam ruang kabin ratangga, ia terlihat tenang dan fokus. Metode tunjuk sebut dilaksanakan dengan disiplin. Saat tiba di stasiun, ia memastikan pintu peron telah terbuka dengan sempurna. Saat ratangga akan meninggalkan stasiun, tak lupa ia mengecek empat layar kamera CCTV di sisi kirinya, memastikan tidak ada penumpang yang memaksa naik. Sesekali instruktur senior yang mendampinginya siang itu, Pak Darmaji, memberikan sejumlah arahan.
“Saat mendampingi, instruktur harus memastikan agar calon masinis melaksanakan tugas sesuai standar (SOP). Selain itu, kami juga memperhatikan ketenangan dalam bekerja dan kemampuan pengambilan keputusan. Sejauh ini, saya menilai, seluruh calon masinis dapat dikatakan memenuhi standar masinis MRT Jakarta,” ungkapnya.
Bachrul (23), salah satu calon masinis lainnya, menyampaikan hal senada dengan Zhafran. Saat sedang melakukan langsiran ratangga di area depo, dengan sigap ia melaksanakan inspeksi luar dan dalam ratangga sebagai bagian dari SOP sebelum menjalankan kereta ke jalur utama (main lane). Pagi itu, ia didampingi oleh satu juru langsir Alfi (26), yang sehari-hari bertugas sebagai salah satu dari sembilan masinis perempuan di MRT Jakarta, serta instruktur senior Sunu.
“Meskipun saya lulusan Teknik Elektro, saya tidak merasa kesulitan saat beradaptasi dengan pendidikan dasar menjadi masinis. Saat masuk pertama kali pada Agustus 2022, sejauh ini saya merasa bahwa bekerja di MRT Jakarta memiliki kesempatan jenjang karir dan masa depan yang bagus,” ungkap anak muda asli Jakarta Timur ini. “Pesan saya kepada anak muda lainnya, jangan takut belajar dan mencoba hal baru. Selagi kita mau belajar dan tekun, saya percaya kita pasti bisa karena saya yakin setiap orang bisa belajar apa saja sepanjang memiliki tekad yang kuat,” pungkasnya.
Berita Lainnya
-
Nikmati Layanan BCA Express di Stasiun Blok M BCA
22 March 2021 -
Manajemen Rekayasa Lalu Lintas Konstruksi Stasiun Thamrin 12 September 2022 - 20 Januari 2023
09 September 2022 -
PT MRT Jakarta (Perseroda) dan TNI AD Sepakati Kerja Sama Bantuan Pengamanan dan Pertukaran Informasi Keamanan
10 February 2022