Skip to main content

Lampaui Target, Pembangunan Fase 2A CP 201 Capai 80,75 Persen

Image
pekerja konstruksi
Pekerja konstruksi melewati area peron Stasiun Thamrin. Foto oleh PT MRT Jakarta (Perseroda)

Pekerjaan pembangunan CP 201 (Stasiun Thamrin dan Monas) fase 2A MRT Jakarta berjalan melampaui target. Per 25 Agustus 2024, perkembangan pembangunan telah mencapai 80,75 persen dari target 77,52 persen. Saat ini, pembangunan Stasiun Thamrin telah masuk ke tahap pekerjaan pengecoran peron, instalasi over track exhaust (OTE) duct, konstruksi tangga, penggalian entre 4 dan suar penyejuk dan suar ventilasi di Thamrin 10, test pit dan relokasi utilitas entre 5, persiapan pengecoran base slab area parkir kereta (stabling yard), backfilling stasiun, instalasi dinding AAC dan plaster di beranda peron (concourse), pemasangan hanging beam pintu tepi peron (platform screen doors) di peron (platform), dan instalasi sistem HVCA, rainase, pemadam kebakaran, serta elektrikal.

Sedangkan di Stasiun Monas, pekerjaan yang sedang dilakukan meliputi pekerjaan pengecoran atap (roof) entre 2 tahap dua, instalasi metal ceiling, penyelesaian (finishing) lantai/ubin homogenous tile, pemasangan handrail dan granit di tangga, pemasangan Fire Shutter, dinding ACP, finishing lantai di level platform, persiapan waterproofing tangki suar penyejuk (cooling tower), instalasi dan pengujian sistem HVAC, suplai air dan drainase, pemadam kebakaran serta elektrikal di stasiun dan gardu induk. Selain itu, dilakukan pengiriman dan instalasi peralatan suar penyejuk.

Image
pekerja konstruksi
Pekerja konstruksi sedang membersihkan sambungan ring terowongan. Foto oleh PT MRT Jakarta (Perseroda).

Sedangkan untuk CP 202 (Stasiun Harmoni—Sawah Besar—Mangga Besar) setelah resmi dimulai pada 25 Juni 2022, per 25 Agustus 2024 telah mencapai 36,68 persen dari target 35,69 persen. Cakupan pekerjaan meliputi pekerjaan D-Wall di Stasiun Mangga Besar, penambahan kekuatan tanah di sekitar Stasiun Sawah Besar, pembangunan lantai kerja sementara selama pekerjaan struktur utama stasiun, dan ekskavasi di area launching shaft Stasiun Harmoni. Di luar stasiun, pekerjaan fabrikasi moulding tunnel segment, dan komponen mesin bor terowongan masih terus dilakukan.

Pascapenandatanganan paket kontrak (contract package) CP 203 (Stasiun Glodok dan Kota) pada 20 April 2021, pekerjaannya pun sudah dan terus berlanjut berjalan sesuai jadwal. Per 25 Agustus 2024, perkembangannya sudah mencapai 60,25 persen dengan pekerjaan di Stasiun Kota meliputi pekerjaan struktur kolom, pemotongan kingpost, dan pembangunan terowongan dari Stasiun Kota menuju Stasiun Glodok. Sedangkan di Stasiun Glodok, pekerjaan meliputi persiapan kedatangan mesin bor terowongan 1 di sisi utara staisun, persiapan peluncuran mesin bor terowongan 2 di sisi selatan stasiun, struktur tangga, tanki air, pekerjaan mock up material arsitektural, elektrikal dan mekanikal.

Sedangkan CP 205 telah dimulai dengan ditandatanganinya kontrak kerja antara PT MRT Jakarta (Perseroda) dan Sojitz Corporation pada 17 April 2024 lalu dengan periode kontrak 75 bulan hingga akhir 2029. Per 25 Agustus telah mencapai 6,468 persen dengan cakupan pekerjaan finalisasi initial work plan, design inception report, survey georadar untuk penempatan utilitas saluran kabel tegangan tinggi 150 kV sebagai koneksi listrik MRT Jakarta dan PT PLN (Persero), serta pembahasan rencana pengiriman rail untuk segmen 1.

CP 206 rolling stock (ratangga) target call for tender pada Q4 2024. Sedangkan CP 207 automatic fare collection system (sistem pembayaran), sedang dalam tahap menunggu masukan dari JICA terhadap dokumen tender.

Fase 2A MRT Jakarta akan menghubungkan Stasiun Bundaran HI hingga Kota sepanjang sekitar 5,8 kilometer dan terdiri dari tujuh stasiun bawah tanah, yaitu Thamrin, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok, dan Kota. Fase 2A tersebut dibagi menjadi dua segmen, yaitu segmen satu Bundaran HI—Harmoni yang ditargetkan selesai pada 2027, dan segmen dua Harmoni—Kota yang ditargetkan selesai pada 2029. Fase 2B MRT Jakarta yang rencananya melanjutkan dari Kota sampai dengan Depo Ancol Barat masih dalam tahap studi kelayakan (feasibility study). Fase 2A MRT Jakarta dibangun dengan biaya sekitar Rp25,3 triliun melalui dana pinjaman kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Jepang. 

Berbeda dengan fase 1, fase 2A dibangun sekaligus dengan mengembangkan kawasan stasiun dengan konsep kawasan berorientasi transit (transit oriented development). Pembangunan dengan konsep ini tidak hanya menyiapkan infrastruktur stasiun MRT Jakarta saja, namun juga kawasan sebagai paduan antara fungsi transit dan manusia, kegiatan, bangunan, dan ruang publik yang akan mengoptimalkan akses terhadap transportasi publik sehingga dapat menunjang daya angkut penumpang.