Skip to main content

Hadirkan Stempel Stasiun Bercorak Budaya, MRT Jakarta Dukung Edukasi Pelanggan

Image
stempel
Petugas stasiun membubuhkan cap di kertas. MRT Jakarta berharap mengoleksi stempel stasiun aman mendorong angka keterangkutan dan pengalaman pelanggan. Foto oleh PT MRT Jakarta (Perseroda).

“Dapatkan #StempelMRTJ di sini”

Tulisan tersebut terbaca dengan jelas di kaca loket pembelian tiket. Siang itu, Bethari (24), salah satu pelanggan MRT Jakarta, berhenti sejenak dari langkahnya menuju pintu pengetapan (tapping gate) Stasiun Blok A. Ia lalu berjalan mendekati loket dan memerhatikan stempel dan kertas yang terletak di meja loket. Tak lama, seorang staf mengampirinya dan menjelaskan tentang layanan baru tersebut. Ia lalu mendapatkan kertas dan petugas tersebut memberikan cap di kertas tersebut. Tak lama, ia lalu mengambil gambar dan mengunggahnya ke akun media sosial miliknya. Setelahnya, ia kembali meneruskan perjalanan.

Sejak Jumat (9-8-2024) lalu, pengguna MRT Jakarta dapat mengoleksi stempel unik dari tiga stasiun, yaitu Blok A, Haji Nawi, dan Cipete Raya. Ketiga stasiun ini merupakan stasiun yang erat dengan budaya Betawi. Setiap stempel dirancang untuk merefleksikan kekayaan budaya dan sejarah Betawi, serta keterhubungan yang kuat antara transportasi publik dan nilai-nilai budaya lokal.

“Lucu stempelnya. Seneng, sih, karena ada kejutan baru di stasiun, nggak hanya naik keretanya aja, kan, jadi lebih seru,” ungkap Bethari. “Katanya baru ada di tiga stasiun. Semoga bisa nambah di stasiun lain biar koleksi stempelnya lebih banyak lagi. Setelah ini, aku mau ke Haji Nawi sama Cipete sekalian, deh, biar dapat stempelnya juga,” lanjutnya. Bethari mengaku sudah rutin menggunakan MRT Jakarta sejak satu tahun terakhir menuju tempat kerjanya di sekitar Bundaran HI.

Setiap stempel menampilkan ikon-ikon Betawi yang sarat makna. Stasiun MRT Haji Nawi, misalnya, corak gigi balang yang kental dengan unsur Betawi menjadi inspirasi utama. Desain stempel di sini dipadupadankan dengan gambar Ratangga. Stempel ini melambangkan pondasi yang kuat dalam keterhubungan transportasi publik, keseimbangan budaya, dan ketangguhan dalam menghadapi dinamika urban. Hal ini mencerminkan komitmen MRT Jakarta untuk menjadi lebih dari sekadar moda transportasi; namun juga sebagai penjaga dan pelestari warisan budaya.

Sementara itu, di Stasiun Cipete Raya, ikon petai yang dipadupadankan dengan latar belakang kembang sepatu dan motif Betawi tumpal diangkat sebagai simbol keberagaman dan kreativitas. Dengan ini, MRT Jakarta ingin menekankan pentingnya menjaga keseimbangan harmonis antara kebudayaan tradisional dan kehidupan modern yang dinamis.

Di Stasiun Blok A, stempel dengan desain perpaduan anyaman bambu dan MRT Jakarta. Desain ini merepresentasikan kekuatan keterhubungan dan fleksibilitas dalam menghadapi perubahan, sekaligus mengapresiasi keindahan dalam kesederhanaan. Tak hanya itu, desain stempel Stasiun Blok A juga menggambarkan keindahan dalam kesederhanaan yang menciptakan gambaran tentang kemajuan dan keseimbangan dalam kota metropolitan.

Penumpang yang tertarik untuk mengoleksi stempel ini dapat mengunjungi loket stasiun dan meminta stempel kepada petugas stasiun. Penumpang juga bisa menggunakan stempel secara mandiri pada buku catatan pribadi yang mereka bawa atau menggunakan lembaran khusus yang disediakan oleh stasiun. Program ini tidak hanya memberikan pengalaman interaktif bagi penumpang, tetapi juga mengedukasi mereka tentang pentingnya menjaga dan melestarikan budaya lokal.